Masuk

Apakah Hard Money itu?

Adam Lienhard
Adam
Lienhard
Apakah Hard Money itu?

Hard money merupakan bentuk mata uang yang dijamin langsung menggunakan komoditas berharga, seperti emas atau perak. Berbeda dengan uang fiat atau uang kertas, yang berbasis pada deklarasi pemerintah, hard money memiliki nilai intrinsik karena kaitannya dengan aset berwujud. Mari kita lihat lebih dalam.

Asal-usul istilah “hard money”

Istilah “hard money” pada awalnya menonjolkan sifat fisik koin logam, yang sering disebut sebagai “uang tunai yang dingin dan keras.” Ini menekankan perbedaan antara koin logam (dianggap “keras”) dan mata uang uang kertas (dianggap “lunak”).

Koin logam memiliki nilai intrinsik , terlepas dari status moneternya, sedangkan mata uang kertas mewakili janji untuk membayar pemiliknya pada saat penukaran.

Sejarah hard money

Konsep koin logam berasal dari ribuan tahun yang lalu pada peradaban kuno ketika komoditas seperti emas, perak, dan logam mulia lainnya digunakan sebagai media pertukaran dan penyimpanan nilai. Berikut adalah gambaran singkat sejarah hard money:

Peradaban kuno

Penggunaan logam mulia seperti emas dan perak sebagai mata uang dapat ditelusuri kembali ke zaman Mesopotamia kuno, Mesir, Yunani, dan Romawi. Peradaban-peradaban ini mengakui nilai intrinsik logam dan mulai mencetak koin untuk memfasilitasi perdagangan dan transaksi perekonomian.

Standar Emas

Era modern hard money dimulai dengan pengadopsian Standar Emas di abad ke-19. Negara-negara seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat menetapkan nilai tukar tetap antara mata uang dan emas mereka. Berdasarkan Standar Emas, mata uang kertas dapat ditukar dengan sejumlah emas tertentu, memberikan stabilitas dan keyakinan terhadap sistem moneter.

Akhir dari Standar Emas (1970an)

Perjanjian Bretton Woods, yang dibuat pada tahun 1944, mengukuhkan dominasi dolar AS sebagai cadangan devisa dunia dan mematoknya dengan emas sebesar $35 per ons. Namun, tekanan fiskal yang meningkat dan ketidakseimbangan perdagangan menyebabkan runtuhnya sistem Bretton Woods pada awal 1970-an, dengan Presiden Richard Nixon mengakhiri konvertibilitas dolar menjadi emas pada tahun 1971.

Pendukung uang keras modern

Meskipun Standar Emas telah ditinggalkan oleh sebagian besar negara, telah terjadi kebangkitan minat terhadap hard money di kalangan ekonom, investor, dan pembuat kebijakan tertentu. Para pendukung berpendapat bahwa koin logam memberikan fondasi yang lebih stabil untuk sistem moneter dan melindungi dari inflasi devaluasi mata uang.

Uang keras digital

Dengan munculnya teknologi blockchain, mata uang digital yang didukung oleh aset berwujud seperti emas telah muncul. Token digital ini bertujuan untuk menggabungkan keunggulan mata uang kripto dengan stabilitas uang keras, menawarkan alternatif bagi mata uang fiat dan komoditas. Contohnya meliputi DigixDAO (DGX) dan Tether Gold (XAUT), yang merupakan token digital yang dijamin oleh emas fisik yang disimpan sebagai cadangan.

Di sepanjang sejarah berjalan, hard money telah memainkan peran penting dalam membentuk perekonomian dan sistem moneter, menyediakan dasar untuk perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun bentuk-bentuk hard money mungkin telah berevolusi seiring berjalannya waktu, prinsip-prinsip yang mendasarinya, yakni nilai intrinsik, pasokan yang terbatas, dan stabilitasnya tetap relevan dalam situasi keuangan saat ini.

Fungsi dan karakteristik hard money

  • Alat tukar. Mata uang keras dapat digunakan untuk memfasilitasi transaksi, seperti halnya mata uang fiat. Orang-orang menerimanya sebagai alat pertukaran barang dan jasa karena nilai intrinsiknya.
  • Nilai historis. Di sepanjang berjalannya sejarah, hard money telah digunakan sebagai media pertukaran dan penyimpan nilai di berbagai peradaban. Nilainya yang abadi dan jejak historisnya memberikan kredibilitas pada penggunaannya sebagai bentuk mata uang.
  • Penyimpan nilai. Karena pasokannya yang terbatas dan nilai intrinsiknya, koin ligam berfungsi sebagai penyimpan kekayaan yang dapat diandalkan seiring berjalannya waktu. Nilai uang ini cenderung lebih stabil dibandingkan dengan mata uang fiat, yang dapat berfluktuasi karena faktor-faktor seperti inflasi dan kebijakan pemerintah.
  • Satuan perhitungan. Hard money memberikan unit standar pengukuran untuk menetapkan harga barang dan jasa, menfasilitasi transaksi perekonomian dan perbandingan nilai.
  • Stabilitas. Hard money mempertahankan nilai pasar yang stabil sehubungan dengan barang dan jasa, serta nilai tukar yang kuat terhadap mata uang asing.
  • Pasokan yang terbatas. Pasokan hard money dibatasi oleh ketersediaan komoditas yang mendasarinya. Misalnya emas dan perak, memiliki kuantitas terbatas yang mencegah inflasi pasokan moneter yang berlebihan.

Apa perbedaan antara hard money dan soft money?

Istilah “hard money” dan “soft money” sering kali digunakan dalam berbagai konteks, terutama dalam ranah keuangan, politik, dan hukum. Berikut penjelasan tentang perbedaan antara keduanya:

Hard moneySoft money
DefinisiHard money dijamin menggunakan komoditas berwujud, biasanya emas atau perak, atau mata uang lain yang relatif stabil dan memiliki nilai intrinsik.Soft money tidak dijamin menggunakan komoditas berwujud dan mendapatkan nilainya dari kepercayaan serta kredit dari otoritas yang menerbitkannya, seperti pemerintah atau bank sentral.
Karakteristik– Dijamin menggunakan aset atau komoditas berwujud.
– Biasanya memiliki nilai intrinsik.
– Pasokan yang terbatas.
– Contohnya meliputi gold, silver, dan mata uang yang dijamin menggunakan logam mulia.
– Tidak dijamin menggunakan aset atau komoditas fisik.
– Nilainya berasal dari kepercayaan terhadap otoritas yang menerbitkan.
– Pasokannya dapat diperluas atau dipersempit oleh otoritas yang menerbitkannya.
– Contohnya meliputi mata uang fiat seperti dolar AS, euro, dan yen.
Kegunaan– Dalam sejarahnya digunakan sebagai alat tukar dan penyimpan nilai.
– Lebih disukai oleh individu dan lembaga yang mencari kestabilan dan perlindungan terhadap inflasi.
– Contoh meliputi koin emas, batangan perak, dan mata uang kripto digital yang dijamin menggunakan emas.
– Digunakan secara luas sebagai alat tukar dalam perekonomian modern.
– Tergantung pada tekanan inflasi dan fluktuasi pada nilainya.
– Dapat dibuat dan dihancurkan dengan mudah oleh bank sentral melalui kebijakan moneter.

Singkatnya, perbedaan utama antara hard money dan soft money tergantung pada penjaminnya dan juga nilai intrinsiknya. Koin dijamin menggunakan komoditas berwujud dan biasanya memiliki nilai intrinsik, sedangkan soft money tidak dijamin dengan hal-hal tersebut dan mendapatkan nilainya dari kepercayaan dan kredit dari otoritas yang menerbitkannya.

Ikuti kami di Telegram, Instagram, dan Facebook untuk mendapatkan kabar terbaru dari Headway.