Masuk

Kenaikan Suku Bunga The Fed Untuk Ke-8 kalinya

n.hammoury
Noureldeen
Al Hammoury
Kenaikan Suku Bunga The Fed Untuk Ke-8 kalinya

Rabu ini, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunganya untuk ke-8 kalinya sejak Q1 2022. Pasar dihargai dengan momentum positif di Januari, tetapi diramalkan akan berada pada tren negatif.

Sikap The Fed terhadap kebijakan moneter tampaknya tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dalam waktu dekat. Pada bulan Desember, sekali lagi ditekankan oleh Ketua The Fed Jerome Powell:

“Komite mengantisipasi bahwa peningkatan yang masih berlangsung pada kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen seiring berjalannya waktu”.

The Fed akan menaikkan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin, mengikuti kecenderungan pengetatannya. Puncak kenaikan suku bunga dimulai pada bulan Maret 2022. Kenaikan tersebut terus berlanjut dengan pergerakan nekat Jerome Powell untuk menjinakkan inflasi. Di saat ini, kenaikan suku bunga akan diumumkan setelah pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu, pukul 14.00. ET.

Anehnya, pergerakan saham di Januari seolah-olah tidak terpengaruh pengumuman agresif dari The Fed. S&P 500 telah naik lebih dari 5% pada tahun ini, dengan sesi trading terakhir Januari terjadi pada Selasa. Indeks Nasdaq Composite naik lebih dari 9% di bulan lalu. Pada tahun 2022, Indeks turun masing-masing sebesar 19% dan 33%.

Terlepas dari rally yang terjadi pada Januari, analis Morgan Stanley menyarankan penurunan lebih lanjut pada momentum bullish akibat pengaruh dari pengetatan kebijakan The Fed.

Pada catatan hari Senin untuk klien, Michael Wilson, kepala strategi ekuitas Morgan Stanley mengomentari “awal baik yang mengejutkan” pada saham tahun ini: “Meskipun terdapat beberapa perkembangan positif, kami kira kabar baik sekarang dihargai, dan kenyataan sepertinya akan kembali saat akhir bulan serta tekat The Fed untuk menjinakkan inflasi”.

Pergerakan harga terhadap saham saat ini kemungkinan didorong oleh pembukaan kembali ekonomi Tiongkok setelah pembatasan COVID yang sangat ketat serta penurunan inflasi setelah puncaknya baru-baru ini.

“Kami kira pergerakan harga saat ini lebih mencerminkan efek musiman Januari dan penutupan jual setelah akhir Desember yang sulit dan tahun yang brutal,” ujar Wilson.


Ikuti kami di Telegram dan Instagram untuk mendapat kabar pasar terkini dengan cepat.