Masuk

Apa itu Stablecoin?

Adam Lienhard
Adam
Lienhard
Apa itu Stablecoin?

Stablecoin (misalnya, Tether, USDC) merupakan jenis mata uang kripto yang bertujuan untuk mempertahankan nilai yang konsisten berkaitan dengan aset lainnya, seperti dolar AS. Coin-coin ini umumnya digunakan untuk menyimpan nilai atau mentransfer dana antar platform atau dompet mata uang kripto yang berbeda tanpa dikonversi ke mata uang fiat (USD, EUR, dan lain sebagainya).

Jenis-jenis stablecoin

Stablecoin terdiri atas beberapa jenis, stablecoin yang dijamin dengan mata uang fiat, stablecoin yang dijamin dengan mata uang kripto, dan stablecoin algoritmik.

Stablecoin yang dijamin menggunakan mata uang didukung oleh devisa mata uang fiat. Stablecoin yang dijamin dengan mata uang kripto dijamin oleh devisa mata uang kripto lainnya. Stablecoin algoritmik memastikan algoritmanya tetap mempertahankan nilainya yang stabil dalam kaitannya dengan aset lain, seperti mata uang fiat atau suatu mata uang kripto.

Stablecoin dapat tersentralisasi dan terdesentralisasi. Perusahaan dan organisasi yang memiliki devisa mata uang fiat atau aset-aset lain menjamin stablecoin tersentralisasi. Di sisi lain, stablecoin terdesentralisasi dijamin menggunakan mata uang kripto yang dipegang 9ada kontrak cerdas terdesentralisasi.

Namun, apa yang membuat suatu koin stabil? Terdapat beberapa mekanisme stabilitas yang diadopsi oleh stablecoin untuk mempertahankan kestabilan nilainya. Salah satu caranya adalah kolateralisasi (seperti dukungan kredit) yang terjadi ketika suatu koin didukung oleh devisa dari aset lain (fiat atau kripto). Cara yang lain adalah model algoritmik yang berdasarkan pada permintaan dan pasokan untuk mempertahankan nilai yang stabil.

Kelebihan

Stablecoin memberikan beberapa kelebihan dibandingkan dengan mata uang fiat tradisional. Hal ini meliputi pemrosesan transaksi yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, dan peningkatan terhadap transparansinya

Stablecoin digunakan secara luas di dunia mata uang kripto. Koin ini sangat berguna untuk memfasilitasi transfer dana antar exchange atau dompet tanpa harus mengonversikan ke mata uang fiat.

Koin-koin tersebut juga memainkan peran vital pada penerapan decentralized finance (DeFi) atau keuangan terdesentralisasi, menyediakan likuiditas dan memungkinkan transaksi antara berbagai protokol berbasis blockchain.

Stablecoin juga sudah menjadi pilihan pupuler untuk pembayaran lintas negara. Di negara yang layanan perbankan tradisionalnya terbatas, stablecoin menawarkan alternatif yang lebih cepat dan sangat efisien terhadap biaya untuk mengirim uang lintas negara.

Pasar stablecoin telah mengalami pertumbuhan substansial dalam beberapa tahun terakhir, dengan total kapitalisasi pasar mencapai 128 miliar dolar di tahun 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan perdagangan mata uang kripto dan penerapan DeFi, serta kekhawatiran terhadap stabilitas dan transparansi beberapa mata uang fiat.

Apakah stablecoin itu stabil?

Akan tetapi, stablecoin juga memunculkan risiko-risiko tertentu akibat masalah regulasi, kemungkinan perubahan harga, dan bahaya dari sentralisasi.

Meskipun stablecoin dirancang untuk mempertahankan nilainnya dibandingkan ke dolar AS, ada beberapa kasus di mana nilainya berfluktuasi. Contohnya, pada bulan Maret 2020, nilai stablecoin Tether sempat turun di bawah 1 dolar. Hal ini memunculkan pertanyaan pada kestabilan dari stablecoin.

Selain itu, stablecoin menghadapi persaingan ketat dari mata uang digital lainnya seperti central bank digital currencies (CBDC) atau mata uang digital bank sentral serta mata uang kripto lainnya. CBDC merupakan versi digital dari mata uang fiat uang dikeluarkan dan dijamin oleh bank sentral. Selain itu, mata uang seperti Bitcoin dan Etherium juga dapat menyediakan sarana yang dapat diandalkan untuk mentransfer nilai tanpa memerlukan penggunaan dari stablecoin.

Keadaan saat ini

Meskipun stablecoin merupakan pilihan yang populer, koin ini datang beserta dwngan risikonya. Kekhawatiran meningkat mengenai transparansi dan stabilitas stablecoin tertentu. Beberapa stablecoin menghadapi pertanyaan tentang kecukupan cadangan devisa mereka, sementara yang lain dikritik karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas.

Di tahun lalu, stablecoin tengah menghadapi masalh regulasi di area tertentu karena kurangnya dukungan pemerintah ataupun bank sentralnya. Di Amerika Serikat, stable coin dipantau dengan sangat ketat oleh lembaga regulasi seperti Securities and Exchange Commission (SEC) dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC). Namun, kebijakan kripto saat unu membuat para investor terpapar akan risiko.

Trasing stablecoin dengan aman di Headway. Buka akun sekarang!