Masuk

Apakah EURUSD Telah Mencapai Batas Terendahnya?

n.hammoury
Noureldeen
Al Hammoury
Apakah EURUSD Telah Mencapai Batas Terendahnya?

Euro menjadi topik yang sangat menarik di tahun lalu, akibat penurunan tajamnya sepanjang 2022 yang utamanya didorong oleh kenaikan signifikan pada Fed Fund Rate AS oleh Federal Reserve untuk melawan inflasi, menyebabkan terjadinya kenaikan dolar secara tajam, melewati level tertingginya sejak Mei 2002 pada 115,0, sedangkan Euro terjun bebas ke 0,9530 yang merupakan level terendahnya sejak Juni 2002.

Hal yang Akan Dihadapi Bank Sentral Eropa

Seluruh dunia menderita akibat melonjaknya inflasi di tahun 2022, menyebabkan sebagian besar bank utama menghentikan pelonggaran kuantitatif mereka dan menggantikannya dengan pengetatan kuantitatif. Hal ini termasuk menjual aset dan menaikkan tarif.

Bank Sentral Eropa (ECB) dipaksa menghentikan era suku bunga nol mereka dan menaikkannya beberapa kali di tahun 2022 ke 2,5%, yang merupakan suku bunga tertinggi di Zona Euro sejak November 2008. Di saat yang sama, ECB sedang mempersiapkan pasar untuk kenaikan lebih tinggi kedepannya. Dalam sambutan sebagian besar anggota ECB baru-baru ini, mereka semua menyebutkan bahwa kenaikan yang lebih besar mungkin diperlukan sebelum akhir paruh pertama tahun ini.

ECB vs The Fed

Setelah Federal Reserve menaikkan Fed Fund Rate ke 4,5%, The Fed memutuskan untuk memperlambat pengetatan kebijakan karena inflasi mulai mereda dalam beberapa bulan. Di sisi lain, Inflasi di Eropa mendekati rekor tertingginya, yang membuat ECB tetap pada jalurnya untuk kenaikan lebih lanjut, sementara The Fed tidak mungkin banyak bergerak dari sini.

Perbedaan antara ECB dan The Fed akan lebih menguntungkan bagi Euro dibandingkan Dolar AS, karena ECB tidak akan membahas penurunan suku bunga dalam waktu dekat, sedangkan The Fed mungkin perlu mempertimbangkan penurunan suku bunga jika inflasi mulai merendah lebih cepat dari yang diperkirakan. Oleh karena itu, beberapa bulan ke depan menjadi krusial karena keputusan kedua bank tersebut akan bergantung pada data.

Kenapa Euro Populer?

Euro menjadi mata uang yang populer di antara trader karena mata uang ini relatif stabil. Tidak seperti mata uang lain, Euro relatif stabil selama bertahun-tahun serta dipandang sebagai tempat berlindung yang aman bagi para trader yang mencari keuntungan investasi yang dapat diprediksi. Zona Euro juga memberi akses pada pasar barang dan jasa yang luas karena jangkauannya yang mencapai seluruh Eropa.

Euro juga menarik bagi trader kerena memiliki biaya transaksi yang rendah dibandingkan mata uang utama lainnya seperti dolar AS ataupun yen Jepang. Hal ini menjadikan trading di Euro lebih efisien biaya daripada trading dalam mata uang lain, menjadikannya opsi yang diinginkan banyak investor.

Pada akhirnya, Euro diuntungkan dari hubungan dekatnya dengan beberapa ekonomi terkuat dunia seperti Jerman dan Perancis. Hal ini juga membantu menciptakan lingkungan tempat investor dapat merasa aman ketika berinvestasi dalam Euro, memberi mereka rasa terlindungi yang lebih baik ketika berhadapan dengan mata uang ini.

Seluruh faktor ini tergabung untuk menjadikan Euro salah satu mata uang terpopuler di antara trader.

Apakah Euro Telah Mencapai Batas Terendahnya?

Sekarang saatnya pertanyaan sejuta dolar, apakah Euro telah mencapai batas terendahnya terhadap dolar? Singkatnya, sepertinya iya. Euro pulih lebih dari 50% dari penurunannya selama kuartal terakhir tahun lalu, naik dari 0,95 ke tertingginya di 1,09 pada awal Januari, memegang level kunci dan garis tren grafik harian dan juga mingguan.

Terlepas dari fakta bahwa indikator teknis sekarang berada di jenuh jual, prospek umum tetap optimis untuk tahun ini. Penurunan kembali atau pullback sangat mungkin terjadi, tetapi kemungkinan akan tetap terbatas di atas level paritas 1,0. Oleh karena itu, jika Anda mencari investasi jangka menengah hingga jangka panjang di Euro, sangat bijak untuk menunggu pullback pada 1,05 sebagai titik mulai sebelum menginisiasi posisi jangka panjang baru.

Risiko di Tahun 2023

Euro menghadapi beberapa risiko di tahun 2023, termasuk potensi terjadinya fragmentasi, di mana biaya pinjaman negara yang lebih lemah lebih besar daripada negara yang lebih kaya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pada nilai euro hingga di bawah paritas terhadap dolar dan mata uang lainnya. Selain itu, terdapat risiko yang berkaitan dengan digitalisasi euro, seperti distorsi relevan yang tidak diinginkan dalam kinerja sistem keuangan serta dampaknya pada intermediasi keuangan. Pada akhirnya, sanksi terhadap impor minyak dari Rusia juga dapat berdampak pada euro.

Seberapa Lama EURUSD Akan Tetap Menjadi Pasangan Terpopuler?

Sulit untuk diprediksi berapa lama Euro akan tetap menjadi pasangan mata uang terpopuler. Faktor-faktor seperti peristiwa geopolitik, pertumbuhan ekonomi, dan sentimen investor dapat berpengaruh pada popularitas jangka panjang Euro. Namun, terlepas dari potensi risikonya, investor masih menganggap bahwa trading dalam Euro menawarkan banyak keuntungan dalam hal stabilitas dan efisiensi biaya. Akibatnya, Euro kemungkinan tetap menjadi opsi menarik untuk trader untuk beberapa waktu ke depan.